Wednesday, March 17, 2010

HANYA PELUKIS JALANAN

Kekasihku
betapa tenggelam aku
di lamunan jauh
malam ini
melukis aku dari pekat warna
sunyi puisi pun
diam tersisip di laci

terhenti aku mengenangkan
begitu jauh kembara hatiku
menghayalkan istana mimpi
di ribaan seribu puteri
mana mungkin kumiliki
segala indah percuma

hanya lukisan
penuh lakaran
garis garis kehidupan
sisa sisa pengalaman
begitulah hayalan
seorang seniman jalanan
meniti tebing
kolong dalam
menunggu jatuh

sehingga senja merah ini
menutupkan mata
dan aku tengelam di dalam hitamnya
melukis aku di kegelapan
gerimis hatiku sendiri
tersaring di cermin rasa
di kejauhan
sedalam dalam
meratap hiba.

2 comments:

setiakasih said...
This comment has been removed by the author.
setiakasih said...

gerimis
deru
semilir
titip
garis-garis luka
gores
dalam-dalam
ukiran awan larat
hidup

destinasi
mana satu
mimpi
gapai
milik
abadi

lakaran
jadi hidup
alam fantasi
layah puas

kepingan hati
seniman jalanan
jadi kolaj
tatap sudi
musafir lalu
fikir dalam-dalam
dendang
bertalu

gerimis
melahir garis-garis
menjalin hidup
jadi rupa
membentuk impi
rintang beragam
arah serupa
gerak seiring
bersatu harap
cermin peribadi.