Sunday, June 19, 2011

CINTA SELAUT AIR MATAKU

Rasa berkecai dadaku
menahan sebak
luruh hanyutkan aku
ke laut hilang
biar mendekat
ke pulau pulau kasih
pengharapan

hanyut aku kesakitan
bersama sedih hati ikan ikan
gelombang menerpa
timbul tenggelam
di celah karang
karangku mereput resah
mengepung selaut air mataku
bergulung garam
pecah

kekasih
tertahan tahan sedih ini
tumpah melimpah
di kolam kolam.

Wednesday, June 15, 2011

SEPATU KACA SEPATU CINTA
















Resah hati meniti hari
dalam hitam malam
semakin tenggelam bulan
meraba raba wajah sedih dulu
di sudut sunyi puisi
yang kau tinggalkan
segala indah kata kata
bersama wangi
taburan bunga
aku merinduinya

kudengar jentayu merayu
memanggil nyanyi hujan
hujan yang mungkin tiba tiba
datang lagi
pada kuning daun
beterbangan
rapuh ranting usia
berguguran
Sepasang angsa putih
mesra di kolam
masih menanti

aku mencari pagi
pagi yang mungkin tiba tiba
mimpi datang menjelmakan kamu
di hijau perkebunanku
terlukis wajah di lamunan
bersama secebis kenangan
masih kugenggam
singkat waktu untuk bertanya
tercegat terpaku
bersama indah kilauan
sepatu kaca.

MERCU TANDA CINTA


Pantai Kemasik
kau hamparkan selendang
putih kekasih
di pantai kerinduanku
meresah gelisah
bertanya
antara celahan batu
bernyanyi sayu
meruntun hasrat
mungkin tidak kesampaian
hanya kenangan
percintaan
menjadi mercu tanda
di tengah lautan

aduhai ombak
selimutkanlah sakit luka ini.

Tuesday, June 14, 2011

BACA PUISI SELAMATKAN BOSNIA


Badan Bertindak Bosnia, Stadium Merdeka, Kuala Lumpur.

Monday, June 13, 2011

TELAH HITAM HAGUS TUBUH INI

Tidak aku ingin hidup
dari jiwa lebur
tidak aku ingin
luruh ansur beransur
pahit rasa ini
telah lama kukemam
diamku ada api
di dalam dada
api semangatku
yang kian menyala
aku ingin membakar
deritaku yang dulu
telah hitam
hangus tubuh ini
aku ingin mewarnakan
indah hidupku yang baru.

Wednesday, June 01, 2011

WAJAHMU TERLUKIS DI SANUBARI

Aku akan terus berdiri
di bawah pohon ini
aku sering mengharapkan
kekasihku itu datang lagi
walaupun sekadar bayangan
ataupun hanya bisik bayu
tanpa kata kata

aku ingin terus dihanyutkan
dengan segala igauan
tentang sekuntum bunga
dan hujan yang datang
tidak menentu musim berganti
kesayuan semakin melebat
sepanjang hari setiap waktu
sesungguhnya
saat ini wajah kamu
terlukis di sanubari

aku akan terus menunggu
sehingga hilang merah
tenggelam matahari
malam datang berubah
menghantar selimut
mimpi indah

kekasihku
mana mungkin aku lupa
sewaktu berputik itu bunga
pagi cerah langit biru
hijau rumput di padang padang
jatuh terbang rama rama.