Tuesday, December 30, 2008

OMBAK DAN BATU

Ku layarkan bahtera ini
jauh darimu
jauh dari mimpi indah kita
ketika hujan malam menanggis
dan kegelapan ini menenggelamkan
semua harapanku
padam

semakin jauh aku mengembara
bersama warna- warnaku yang luka
hingga kesakitan ini
harus ku tanggung sendiri
selamanya begini

di manakah kamu bersembunyi
keindahan ini sebenarnya
telah kau bawa pergi
jauh ke dalam sunyi
di dasar laut tidak bertepi
di manakah karang indah dulu
dan anak- anak ikan kecil berkejaran rindu
semuanya rindu
terlalu rindu pada suaramu

suatu waktu dulu
tidak pernah jemu
kau memanggil manggilnya
berkali-kali
ketika ombak memukul batu
dan ia pun berkecai
relai dihadapanku.

1 comment:

setiakasih said...

pelusuk dunia kau genap terokai
mencari cinta
yang aslinya
kau telah tolak ke tepi
melekap di bahteramu sendiri
tanpa kau sedari

warna-warna luka terhimpun
dalam cangkir harapan
yang kau hirum
saban malam dan siang
di kejauhan
atas lautan kelam dingin

kehausan
tidak terpuaskan
dan kesunyian itu telah mewilayahkan daerah hatimu
kontang rasa

duka
berbaur kemenyan cinta
tunggu saat kematian
hati beku pejal

kau yang punyai segalanya
kecuali cinta
kenapa kau lari
menjauhi dan
menenggelamkan mimpi?

pelayar bahtera sendu,
kini
ke mana akan kau tumpahkan
segala rindumu

gema suara itu
adakah perempuanmu?