Tuesday, November 22, 2011
Tuesday, November 08, 2011
HELAIAN KENANGAN
SEKIAN WAKTU MENYEPI
Wednesday, October 12, 2011
DARI SATU SENTUHAN WARNA
Bank Simpanan Nasional
telah terkumpul segala keyakinan
kepercayaan sepenuh harapan
buat merealisasikan
manis impian
jaminan hidup di masa depan
dengan segala kecanggihan teknologi
menjadi ia semakin dihormati
selamat senang dan mudah
buat kami berurusan
sesiapa sahaja
walau di mana berada
pendekatan
seindah semanis senyuman
Bank Simpanan Nasional
menjanjikan berbagai tawaran
Skim Perbankan Islam
untuk semua gulongan
berlandaskan prinsip Syariah
Bai Al- Inah
dari Prinsip Syariah Mudharabah
ke Prinsip Syariah Ujrah
pelaburan kian meningkat
bertambah
lihatlah produk promosi
kebajikan buat Warga Emas
yang memerlukan perhatian
simpati
dari satu sentuhan warna
ia menjadi lebih bermakna
bantuan buat Warga Muda
di pengajian tinggi
kemudahan di bidang pelajaran
berjimat untuk kejayaan
mencapai kegemilangan hasrat
1 Malaysia diutamakan
kesempurnaan sebenarnya
kini hanya ada
di Bank Komuniti anda
di Bank Simpanan Nasional ini.
Karya: A. Ghafar Bahari ( Gopa )
13.10.2011.
Puisi Khas buat Bank Simpanan Nasional.
Kalender BSN 2012
Wednesday, September 07, 2011
MELUKISKAN SENJA
Di tepi sawah
aku melukiskan senja nan merah
sayu rasa menatap alam
bagai rindu yang kian tenggelam
melukis aku buah ranum itu
masak dan gugur ke bumi
hilang di pelukkan
pantasnya waktu berlalu
sempatkah lagi aku
mewarnai kedaifan
keinsafan diri
hanya tinggal
sedetik
setitis
segenggam harapan
meraba raba pada wajah sendiri
hilang di kegelapan
dalam mencari haluan
semuga segala indah
mengantar aku pulang.
Friday, August 05, 2011
WAJAH INSPIRASIKU
Sunyi senja berwajah merah
bicara kolam seakan terdiam
kunanti desir bayu bertanya rindu
di pantai mana kah dia merintih
termanggu menanggis
bicara kolam seakan terdiam
kunanti desir bayu bertanya rindu
di pantai mana kah dia merintih
termanggu menanggis
bersedih
ombak menghempas resah
putih mengebu awan di langit
sesuci cintanya yang teduh
memayungi kasih
mencarimu di hamparan pasir
di celahan batu
di sini lihatlah semua lukisanku
hanya kerana kamu
kuhamparkan
keindahan alam sentiasa berubah
inilah wajah kita
kering basah dimamah usia
hanya tinggal nota sejarah
sepasang burung
sebuah sarang
sebatang pohon teduh
sebuah bangku usang
yang tidak lagi mampu bercerita
mereput di perkebunan
selamat jalan peristiwa
denai akan terus mengalir
kau tetap indah di hatiku
seindah burung burung yang pergi
sambil terus bernyanyi
tapi tetap pasti meninggalkan
manis mimpi inspirasi
sarat sakit
hirisan sebilah belati.
ombak menghempas resah
putih mengebu awan di langit
sesuci cintanya yang teduh
memayungi kasih
mencarimu di hamparan pasir
di celahan batu
di sini lihatlah semua lukisanku
hanya kerana kamu
kuhamparkan
keindahan alam sentiasa berubah
inilah wajah kita
kering basah dimamah usia
hanya tinggal nota sejarah
sepasang burung
sebuah sarang
sebatang pohon teduh
sebuah bangku usang
yang tidak lagi mampu bercerita
mereput di perkebunan
selamat jalan peristiwa
denai akan terus mengalir
kau tetap indah di hatiku
seindah burung burung yang pergi
sambil terus bernyanyi
tapi tetap pasti meninggalkan
manis mimpi inspirasi
sarat sakit
hirisan sebilah belati.
Friday, July 22, 2011
EMBUN EMBUN CINTA
Malam kian menjauh
meninggalkan segala kenangan
dalam kesamaran
mimpi kedukaan
kutadah payah
sakit tidak tergenggam
apa akan jadi esuk hari
hanya tinggal bayangan
kesedihan masih kuhamparkan
aku semakin menghilang
di sebalik pohon pohon hitam
melebat semakin tunduk
merendang
bersisik awan memutih
di langit
di hijau taman
aku menanti kekasih
rebah basah berembun
seindah selembut cintaNya turun.
meninggalkan segala kenangan
dalam kesamaran
mimpi kedukaan
kutadah payah
sakit tidak tergenggam
apa akan jadi esuk hari
hanya tinggal bayangan
kesedihan masih kuhamparkan
aku semakin menghilang
di sebalik pohon pohon hitam
melebat semakin tunduk
merendang
bersisik awan memutih
di langit
di hijau taman
aku menanti kekasih
rebah basah berembun
seindah selembut cintaNya turun.
Monday, July 04, 2011
PUISI SYURGA SENTUHAN BIDADARI
Pohon Pujangga Cinta
akarnya meruntun kasih
melimpah ke bumi
dedaun rindunya beterbangan
ke serata alam
jatuh
kembangmu mewangi
kelopak putih bertaburan
di bawah teduhan
menambat hati pengembara
singgah berteduh
terlena
kekasih
alangkah indah mimpi ini
walaupun bertahun lama
aku tetap menanti
di bawah hamparan
lukisan permaidani
sebuah taman
hijau rumputan
bulan penuh di langit
bintang berkelipan
awan berarakan
kata kukirim
selembut salam
seindah alam
sunyi di bawah pohon ini
mencari di mana bayu berbisik
bernyanyi
puisi puisi syurga
sentuhan bidadari.
Sunday, June 19, 2011
CINTA SELAUT AIR MATAKU
Rasa berkecai dadaku
menahan sebak
luruh hanyutkan aku
ke laut hilang
biar mendekat
ke pulau pulau kasih
pengharapan
hanyut aku kesakitan
bersama sedih hati ikan ikan
gelombang menerpa
timbul tenggelam
di celah karang
karangku mereput resah
mengepung selaut air mataku
bergulung garam
pecah
kekasih
tertahan tahan sedih ini
tumpah melimpah
di kolam kolam.
menahan sebak
luruh hanyutkan aku
ke laut hilang
biar mendekat
ke pulau pulau kasih
pengharapan
hanyut aku kesakitan
bersama sedih hati ikan ikan
gelombang menerpa
timbul tenggelam
di celah karang
karangku mereput resah
mengepung selaut air mataku
bergulung garam
pecah
kekasih
tertahan tahan sedih ini
tumpah melimpah
di kolam kolam.
Wednesday, June 15, 2011
SEPATU KACA SEPATU CINTA
Resah hati meniti hari
dalam hitam malam
semakin tenggelam bulan
meraba raba wajah sedih dulu
di sudut sunyi puisi
yang kau tinggalkan
segala indah kata kata
bersama wangi
taburan bunga
aku merinduinya
kudengar jentayu merayu
memanggil nyanyi hujan
hujan yang mungkin tiba tiba
datang lagi
pada kuning daun
beterbangan
rapuh ranting usia
berguguran
Sepasang angsa putih
mesra di kolam
masih menanti
aku mencari pagi
pagi yang mungkin tiba tiba
mimpi datang menjelmakan kamu
di hijau perkebunanku
terlukis wajah di lamunan
bersama secebis kenangan
masih kugenggam
singkat waktu untuk bertanya
tercegat terpaku
bersama indah kilauan
sepatu kaca.
MERCU TANDA CINTA
Tuesday, June 14, 2011
Monday, June 13, 2011
TELAH HITAM HAGUS TUBUH INI
Tidak aku ingin hidup
dari jiwa lebur
tidak aku ingin
luruh ansur beransur
pahit rasa ini
telah lama kukemam
diamku ada api
di dalam dada
api semangatku
yang kian menyala
aku ingin membakar
deritaku yang dulu
telah hitam
hangus tubuh ini
aku ingin mewarnakan
indah hidupku yang baru.
dari jiwa lebur
tidak aku ingin
luruh ansur beransur
pahit rasa ini
telah lama kukemam
diamku ada api
di dalam dada
api semangatku
yang kian menyala
aku ingin membakar
deritaku yang dulu
telah hitam
hangus tubuh ini
aku ingin mewarnakan
indah hidupku yang baru.
Wednesday, June 01, 2011
WAJAHMU TERLUKIS DI SANUBARI
Aku akan terus berdiri
di bawah pohon ini
aku sering mengharapkan
kekasihku itu datang lagi
walaupun sekadar bayangan
ataupun hanya bisik bayu
tanpa kata kata
aku ingin terus dihanyutkan
dengan segala igauan
tentang sekuntum bunga
dan hujan yang datang
tidak menentu musim berganti
kesayuan semakin melebat
sepanjang hari setiap waktu
sesungguhnya
saat ini wajah kamu
terlukis di sanubari
aku akan terus menunggu
sehingga hilang merah
tenggelam matahari
malam datang berubah
menghantar selimut
mimpi indah
kekasihku
mana mungkin aku lupa
sewaktu berputik itu bunga
pagi cerah langit biru
hijau rumput di padang padang
jatuh terbang rama rama.
di bawah pohon ini
aku sering mengharapkan
kekasihku itu datang lagi
walaupun sekadar bayangan
ataupun hanya bisik bayu
tanpa kata kata
aku ingin terus dihanyutkan
dengan segala igauan
tentang sekuntum bunga
dan hujan yang datang
tidak menentu musim berganti
kesayuan semakin melebat
sepanjang hari setiap waktu
sesungguhnya
saat ini wajah kamu
terlukis di sanubari
aku akan terus menunggu
sehingga hilang merah
tenggelam matahari
malam datang berubah
menghantar selimut
mimpi indah
kekasihku
mana mungkin aku lupa
sewaktu berputik itu bunga
pagi cerah langit biru
hijau rumput di padang padang
jatuh terbang rama rama.
Monday, May 23, 2011
Thursday, May 19, 2011
SEKEPAL KASIH
Ya Ilahi Ya Rabbi
limpahkanlah padaku
indah ilham
cantik kata
selembut sabda nabi
sepantun bujuk bidadari
bahasa alam
mengupas ilmu
tersembunyi
jadi hiasan
sekepal kasih
tanda sayang
tanda ada
penyambung rindu
jadi ingatan padaMu
sentiasa
jika lahir ia mumbang
lain condong arah tumbang
ampunilah segala salah
dari lahir setiap patah
hamba hanya sekadar pengubah
menghias sunyi
pengubat gundah
amin.
limpahkanlah padaku
indah ilham
cantik kata
selembut sabda nabi
sepantun bujuk bidadari
bahasa alam
mengupas ilmu
tersembunyi
jadi hiasan
sekepal kasih
tanda sayang
tanda ada
penyambung rindu
jadi ingatan padaMu
sentiasa
jika lahir ia mumbang
lain condong arah tumbang
ampunilah segala salah
dari lahir setiap patah
hamba hanya sekadar pengubah
menghias sunyi
pengubat gundah
amin.
Wednesday, May 18, 2011
SESEKALI AKU SINGGAH
Sesekali aku singgah
tapi tetap diam membisu
sekadar melihat warna alam
berubah tumpah
hanya sekadar ingatan tumbuh
kerana aku bukanlah liar pohon itu
sepanjang musim berbuah
melebat ranum meluruh
aku bukan siapa siapa di sana
sekadar melintas
terhalau malu
lalu berlalu pergi
aku hanyalah ombak
yang bekejaran di laut
aku hanyalah padang jauh
lenyap suara memanggil
aku hanyalah pengembara
mencari teduh perhentian
pohon rendang
semakin lama lupa
kian menghilang
aku hanya ingin di hanyutkan rindu
aku melukis senja sedih dulu
menulis bait bait puisi indah untuk mu
terpaut kasih alam
di kepung cinta Ilahi
tertidur terlena
di bawah taburan bunga
kau lah kekasih
dalam kehijauanku
mengingatimu
salahkah aku
sesekali aku singgah
menjahit luka sendiri
bukan kerana sunyi begini
bukan milikku segala indah
bukan niatku seburuk itu
lihatlah luka ini
selamanya tidak pernah henti
menitiskan darah.
tapi tetap diam membisu
sekadar melihat warna alam
berubah tumpah
hanya sekadar ingatan tumbuh
kerana aku bukanlah liar pohon itu
sepanjang musim berbuah
melebat ranum meluruh
aku bukan siapa siapa di sana
sekadar melintas
terhalau malu
lalu berlalu pergi
aku hanyalah ombak
yang bekejaran di laut
aku hanyalah padang jauh
lenyap suara memanggil
aku hanyalah pengembara
mencari teduh perhentian
pohon rendang
semakin lama lupa
kian menghilang
aku hanya ingin di hanyutkan rindu
aku melukis senja sedih dulu
menulis bait bait puisi indah untuk mu
terpaut kasih alam
di kepung cinta Ilahi
tertidur terlena
di bawah taburan bunga
kau lah kekasih
dalam kehijauanku
mengingatimu
salahkah aku
sesekali aku singgah
menjahit luka sendiri
bukan kerana sunyi begini
bukan milikku segala indah
bukan niatku seburuk itu
lihatlah luka ini
selamanya tidak pernah henti
menitiskan darah.
Tuesday, May 17, 2011
SKETSA CINTA PENGEMBARA
Aku tidak pernah lupa
wajah cinta
aku tidak lupa
biru kerudungnya
aku masih rindu
pekat mata hitam itu
bila ia akan terpejam
lelap lena
dalam dakapan
rindu pada hijau perkebunan
sungai jernih airmata
mengalir jauh kesedihan
anak anak ikan berlompatan
tidak pernah lupa kamu
kau yang pernah datang
terpaku di tengah kolam
teratai tumbuh berbunga
pernah merah luka luka
sakit berbekas ke dasar hati
lemas meronta
aku tidak lupa kekasihku
indah mimpi mimpi
hanya kamu di kegelapan
pengantin malamku
berselimut malu
bukan sekadar ilusi
sketsa tanpa warna
kupersembahkan
bunga bunga luhur jiwa
sekepal harapan
untuk selamanya
hanya kamu yang ada
berbekas di dada
berbisik di pantai
membelai lembut dedaun
berarak di langit
di usung teduh awan mengebu
memayungi gunung
menyusuli lembah
resam kehidupan
meniti senja
yang semakin meranum
kelewatan waktu
hanya kamu yang tahu
dari mana
datang indah bunga
kau di mana mana
memanggil aku pengembara
mencari indah kamu
merata rata.
wajah cinta
aku tidak lupa
biru kerudungnya
aku masih rindu
pekat mata hitam itu
bila ia akan terpejam
lelap lena
dalam dakapan
rindu pada hijau perkebunan
sungai jernih airmata
mengalir jauh kesedihan
anak anak ikan berlompatan
tidak pernah lupa kamu
kau yang pernah datang
terpaku di tengah kolam
teratai tumbuh berbunga
pernah merah luka luka
sakit berbekas ke dasar hati
lemas meronta
aku tidak lupa kekasihku
indah mimpi mimpi
hanya kamu di kegelapan
pengantin malamku
berselimut malu
bukan sekadar ilusi
sketsa tanpa warna
kupersembahkan
bunga bunga luhur jiwa
sekepal harapan
untuk selamanya
hanya kamu yang ada
berbekas di dada
berbisik di pantai
membelai lembut dedaun
berarak di langit
di usung teduh awan mengebu
memayungi gunung
menyusuli lembah
resam kehidupan
meniti senja
yang semakin meranum
kelewatan waktu
hanya kamu yang tahu
dari mana
datang indah bunga
kau di mana mana
memanggil aku pengembara
mencari indah kamu
merata rata.
Wednesday, May 11, 2011
Monday, May 02, 2011
SEANDAINYA MEMBACA PUISI
Seandainya melontar kata
haruslah ia jelas suara
satu demi satu
seperti mengatur nafas
hela demi hela
lapangkanlah sedikit ruang jeda
untuk dihayati
menangkap indah bicara
seandai melempar kata
usahlah menghambat laju
seperti menghidupkan rasa
palit warna pada lukisannya
tingkah irama lenggok asonansi
gerak tubuh mengorak gaya
keyakinan diri
bukan gerak sebarang gerak
gerak ada dengan sebabnya
bukan baca sebarang baca
cermin diri dengan rahsia
bukan nyanyi sebarang nyanyi
nyanyi kita mengayam sunyi
indah lahir dari dalam
dari dalam ada api perjuangan
ada cahaya kebenaran yang terpendam
ada gelodak ombak meresah di pasir
selembut bayu yang menyentuh
bagai lenggok daun yang menari
bagai tebar bunga yang meluruh.
haruslah ia jelas suara
satu demi satu
seperti mengatur nafas
hela demi hela
lapangkanlah sedikit ruang jeda
untuk dihayati
menangkap indah bicara
seandai melempar kata
usahlah menghambat laju
seperti menghidupkan rasa
palit warna pada lukisannya
tingkah irama lenggok asonansi
gerak tubuh mengorak gaya
keyakinan diri
bukan gerak sebarang gerak
gerak ada dengan sebabnya
bukan baca sebarang baca
cermin diri dengan rahsia
bukan nyanyi sebarang nyanyi
nyanyi kita mengayam sunyi
indah lahir dari dalam
dari dalam ada api perjuangan
ada cahaya kebenaran yang terpendam
ada gelodak ombak meresah di pasir
selembut bayu yang menyentuh
bagai lenggok daun yang menari
bagai tebar bunga yang meluruh.
Tuesday, April 26, 2011
BILA CINTA DATANG
DIA LAH KEKASIHKU TERATAI PUTIH
Aku terkenang kasih
kekasih jauh
di himpunan gunung
lapisan ombak
beralun bergulung
desir bayu
berhembus berbisik
berkejar rindu
di dalam samar kabus
antara pohonan
di kolam kolam
merayu rayu
dia diantara lipatan puisi
mekar berkembang
mengunung harapan
selebat hujan
membilang hari
sebiru langit
sedalam lautan
selembut karang
sesayu penyu
segalak ikan
selincah udang
menari nari
dia kekasih sangat ku sayang
setiap detik terbayang bayang
di dalam gelap kulihat juga
teratai putih disinar rembulan
dialah kekasihku bertaut bersedih
airmatanya berjurai berkaca
tenang menanti di kolam cinta
dialah kekasih penawar luka
setiap masa aku berdoa
cepatkanlah detik waktu
semoga mimpi menjadi nyata
segera aku dapat bertemu
biar pun datang segala perit
hanyutkanlah indah ini
serangkai serakit.
Sunday, April 24, 2011
KEKASIH HAMPARAN HATI
Aku hanyalah hamparan permaidani
terdampar di depan pintu
ketika kau datang pergi
sesekali jadi pengesat kaki
basah atau berdebu
tetap aku suka
hamparan aku ini
tidak jemu menanti
setiap saat dan waktu
dari kerelaan dan luka luka
rindu menghiris hati
mestipun mungkin suatu waktu
kau tidak akan datang datang lagi
mungkin untuk selamanya
berlalu pergi
kerana warna ini
akan semakin luput ditelan masa
dan goyah rapuh tubuhku ini
harus reput berkecai di sini
tanpa sesiapa
tanpa sisa perca lagi menanti
menyambut jengket lembut kakimu
berpijak menari
akulah hijau hamparan itu
kubentangkan padamu
indah lapang jauh
seluas alam penuh
walau diri di sanggar sunyi
terpenjara
aduhai kasih
karangan hati
andai kasih terbiar terbuang
tidak mengapalah cinta
aku terima semahumu
tinggal mimpi
memendam rasa
masih akan terus aku hamparkan juga.
terdampar di depan pintu
ketika kau datang pergi
sesekali jadi pengesat kaki
basah atau berdebu
tetap aku suka
hamparan aku ini
tidak jemu menanti
setiap saat dan waktu
dari kerelaan dan luka luka
rindu menghiris hati
mestipun mungkin suatu waktu
kau tidak akan datang datang lagi
mungkin untuk selamanya
berlalu pergi
kerana warna ini
akan semakin luput ditelan masa
dan goyah rapuh tubuhku ini
harus reput berkecai di sini
tanpa sesiapa
tanpa sisa perca lagi menanti
menyambut jengket lembut kakimu
berpijak menari
akulah hijau hamparan itu
kubentangkan padamu
indah lapang jauh
seluas alam penuh
walau diri di sanggar sunyi
terpenjara
aduhai kasih
karangan hati
andai kasih terbiar terbuang
tidak mengapalah cinta
aku terima semahumu
tinggal mimpi
memendam rasa
masih akan terus aku hamparkan juga.
Sunday, April 17, 2011
DALAM SUNYI INI
Petang teduh terbang aku
ke langit biru
melayah mencarimu
pada setiap dahan kenangan
juga ranting kata kata
masih indah berbunga
kekasih
aku tercari cari bicara dinda
kurindu wajah kusunyi suara
manis sekuntum senyum
terlukis indah di pantai penantian
aku hanya mentafsir deru ombak
yang seolah olah berbicara
membawa khabar berita
kekasih
jangan ada keraguan di hati
jangan kau singkap
cemburu dan sangsi
sunyi ini ada ikatan
yang tidak terlepaskan
sunyi ini indah kerinduan
yang tidak terlukiskan.
Wednesday, April 13, 2011
DAKAPAN KASIH KEKASIH
Pantas waktu berlalu
aku sugul melihat teduh petang
dari hijau pohonan diam
ada kuntum menyala
mula mengorak gerak
menari
bersisir angin senja
lalu aku teringatkan sekuntum cinta
yang semakin membara di hatiku
tertahan tahan terhadapmu
hingga teduh pilu ini
semakin jauh
merendang
meranum rindu
ahh.. kekasihku
sajak ini mungkin semakin sunyi
seakan akan tidak terucapkan lagi
payah aku mencari indah
walau kutulis kata dari tulus hati
hanya ada warna
ada rasa bergetaran
melimpah tumpah harapan
di jalan jalan penuh cabaran
hanya cinta sebegini yang dapat kuberi
inilah keikhlasan yang kubawa
seandainya kita tidak dapat berjumpa
di mana tenggelam aku
hanyut jauh di dalam kesakitan
lembut selendang kuhamparkan
betapa tajam tikaman
halus tusukan cinta ini
luka pedih kurelakan
tersisa sepenuh malu
ingin mendekat menghampiri
menyatu dalam dakapan
kasih kekasih
di mana hilang aku
dalam lapis pintu
alam indah ketenangan
penuh kenikmatan
tersungkur aku lama
di perkebunan
terlelap terlena di dadaMu.
Thursday, April 07, 2011
JANGAN PERNAH BERKATA
Sepi malam ini
aku bersendiri
ketika kau tiada
aku hanya menatap sunyi
kenangan dulu mendekat
bermain di ingatan
segala kata kata
kembali kuulang baca
sehingga ia kembali berbunga
betapa indahnya harapan
hasrat tersirat
betapa aku di sini terbelenggu
diam tidak tertanya lagi
yang ku hirup hanya wangi bunga
selembut seharum rambutmu
di taman taman indah mimpiku
jangan sekali
semudah itu kau berkata
untuk pergi meninggalkan
seluruh cinta kita
bulan dan bintang bintang
masih menanti di langit
ombak masih berkejar ke pantai
dan namamu masih tertanda di hati
janganlah riuh camarku
berlalu pergi.
aku bersendiri
ketika kau tiada
aku hanya menatap sunyi
kenangan dulu mendekat
bermain di ingatan
segala kata kata
kembali kuulang baca
sehingga ia kembali berbunga
betapa indahnya harapan
hasrat tersirat
betapa aku di sini terbelenggu
diam tidak tertanya lagi
yang ku hirup hanya wangi bunga
selembut seharum rambutmu
di taman taman indah mimpiku
jangan sekali
semudah itu kau berkata
untuk pergi meninggalkan
seluruh cinta kita
bulan dan bintang bintang
masih menanti di langit
ombak masih berkejar ke pantai
dan namamu masih tertanda di hati
janganlah riuh camarku
berlalu pergi.
Thursday, March 31, 2011
Wednesday, March 30, 2011
HUTAN HIJAU RESAM
Ah derita yang mengepung ini
payahnya menolak pergi
segala kesakitan duri duri
dari belenggu harapan
hanya tinggal ranum
manis janji janji
kehidupan di dalam gelap
meraba raba wajah sendiri
hanya mengharap simpati
belas kasih Ilahi
terapung tenggelam
di hanyutkan waktu
bersama sisa serpihan
ke hutan hijau resam
bercakaran
sunyi ini terdiam aku
menahan sakit derita
pada sebuah kehancuran
hanya ingatan indah kenangan lalu
pengubat duka pedih pilu
kau tetap kekal di ingatan
walau jauh walau dekat
di sudut kecil hati terus bernyanyi
segala hasrat terpendam
daun daun pun gugur
kekuningan bertebaran
di resah merah
senja sunyi
masih terguris terluka lagi
inikah luka terpanjang
paling lama
paling dalam.
payahnya menolak pergi
segala kesakitan duri duri
dari belenggu harapan
hanya tinggal ranum
manis janji janji
kehidupan di dalam gelap
meraba raba wajah sendiri
hanya mengharap simpati
belas kasih Ilahi
terapung tenggelam
di hanyutkan waktu
bersama sisa serpihan
ke hutan hijau resam
bercakaran
sunyi ini terdiam aku
menahan sakit derita
pada sebuah kehancuran
hanya ingatan indah kenangan lalu
pengubat duka pedih pilu
kau tetap kekal di ingatan
walau jauh walau dekat
di sudut kecil hati terus bernyanyi
segala hasrat terpendam
daun daun pun gugur
kekuningan bertebaran
di resah merah
senja sunyi
masih terguris terluka lagi
inikah luka terpanjang
paling lama
paling dalam.
Tuesday, March 29, 2011
Tuesday, March 15, 2011
ANTARA BUBUR DAN PASIR
Apa yang cuba mereka padamkan
apa yang mereka jualkan
sejarah silam bahasa
wasilah pejuang bangsa
peradaban sastera seni dan budaya
keindahan karya
kemana condongnya peribadi
ahli fikir berwibawa
sehingga begitu payah sekali
batas batas perjuangan ini
meniti tangga
semakin terhimpit sempit
terpinggir
di kotak kotak kolonisma
apa yang cuba mereka angkat
nama dari bakul bakul sendiri
tembok tembok birokrasi
kehebatan intelektual globalisasi
mengaut kepentingan peribadi
apa yang mereka sembunyikan
nasi sudah menjadi bubur
siapa menuding siapa
lihatlah jari jarimu yang hitam
di manakah amanah bangsa
yang kau pegang
di mana lembut janji doa doa
pada Ilahi dulu
lihatlah hari ini
bubur hanya akan menjadi basi
lihatlah betapa derita
anak anak kami
memilih antara bubur dan pasir
yang pernah kau beri.
Karya: Gopa Bahari
Sempena Majlis Baca Yasin dan Baca Puisi
Selamatkan Dewan Bahasa dan Pustaka
Bucu Tok Perak
Dewan Bahasa dan Pustaka
Kuala Lumpur.
apa yang mereka jualkan
sejarah silam bahasa
wasilah pejuang bangsa
peradaban sastera seni dan budaya
keindahan karya
kemana condongnya peribadi
ahli fikir berwibawa
sehingga begitu payah sekali
batas batas perjuangan ini
meniti tangga
semakin terhimpit sempit
terpinggir
di kotak kotak kolonisma
apa yang cuba mereka angkat
nama dari bakul bakul sendiri
tembok tembok birokrasi
kehebatan intelektual globalisasi
mengaut kepentingan peribadi
apa yang mereka sembunyikan
nasi sudah menjadi bubur
siapa menuding siapa
lihatlah jari jarimu yang hitam
di manakah amanah bangsa
yang kau pegang
di mana lembut janji doa doa
pada Ilahi dulu
lihatlah hari ini
bubur hanya akan menjadi basi
lihatlah betapa derita
anak anak kami
memilih antara bubur dan pasir
yang pernah kau beri.
Karya: Gopa Bahari
Sempena Majlis Baca Yasin dan Baca Puisi
Selamatkan Dewan Bahasa dan Pustaka
Bucu Tok Perak
Dewan Bahasa dan Pustaka
Kuala Lumpur.
Monday, March 07, 2011
Friday, March 04, 2011
SINAR DI HAMPARAN
Cahaya matahari menyimbah
pada embun di dedaunan
bagai mutiara yang berkilauan
di dalam hidangan
di hamparan
bagai melimbah
butiran kata
puisi puisi syahdu
pada helaian kertas
mekar berbunga
aku melihat indahnya ciptaan
memberikan sepenuhnya sinar harapan
pada sekelian alam
pada semua kehidupan
yang pernah tenggelam
teraba raba mencari
di kegelapan malam tadi
ketika kabus menutup pandangan
kehilangan bintang bulan
di langit tinggi
tapi kita masih boleh terus bermimpi
kita masih boleh bertanya
belas kasih Ilahi.
pada embun di dedaunan
bagai mutiara yang berkilauan
di dalam hidangan
di hamparan
bagai melimbah
butiran kata
puisi puisi syahdu
pada helaian kertas
mekar berbunga
aku melihat indahnya ciptaan
memberikan sepenuhnya sinar harapan
pada sekelian alam
pada semua kehidupan
yang pernah tenggelam
teraba raba mencari
di kegelapan malam tadi
ketika kabus menutup pandangan
kehilangan bintang bulan
di langit tinggi
tapi kita masih boleh terus bermimpi
kita masih boleh bertanya
belas kasih Ilahi.
Sunday, February 13, 2011
SAJAKKU MELUKISKAN DIA
Bisikkan lah padaku
kata luhur terlus
dari dasar kolam hati
segala yang terpendam
diam teratai berkembang
seri warnanya gemilang
meruntun sepenuh hasrat
aku sudah begitu lama
jauh terpikat tergoda
terbayang bayang
katakan lah pada ini kumbang
penat berlegar legar
kewalahan terbang
katakanlah padaku
tentang itu sunyi
semerbak bunga
sehutan hijau wangi
katakan lah sayang
langit tinggi
di penuhi indah bintang bintang
dan bulan tidak lagi sendirian
aku di usung lembut mengebu awan
laut dalam
di penuhi mesra ikan ikan
aku hanyalah duka nelayan
dan aku tidak lagi bersendirian
meredah gelombang
resam kehidupan
katakan lah padaku kasih
kau juga begitu
di mana mana
aku hanya lah burung burung
hilang arah haluan
terkasima oleh nyanyi cinta
berapi.
Tuesday, February 08, 2011
KEKASIHKU SEMERAH SEINDAH SENJA
...Kekasihku
waktu semakin beharga
puisi menjadi inti kata
pendek padat
semakin diam kita
memerhatikan suasana
melihat gelagat
garis menjadi warna
kata mencari indah
diperlukan lagi
sesekali kalut kita
di tolak ke tengah
mendengar wacana
diskusi pengalaman diri
tapi kita memilih
ketenangan di tepi
menyendiri di kolam
di perkebunan sedih
mendengar resah hujan malam
menoleh pada kesilapan lalu
kerana waktu begitu pantas berlari
meninggalkan daun daun kekuningan
ketika bunga bunga di taman
mula layu
Kekasihku sayang
kau semakin indah di hatiku
bagai terhiasnya pulau pulau di lautan
kulit kulit siput memutih di pantai
lincahnya anak anak ikan
menari di celah lembut karang
melihat burung burung beterbangan
bernyanyi berdendang
menjeritkan lagu cinta kita
semerah seindah senja
setia kasih untuk selamanya
kekasih malamku
kerinduan langit biru
ada sesuatu ingin kutanyakan
... cintakah kau akan aku.
Sunday, February 06, 2011
KEKASIHKU KECUBUNG UNGU KERUDUNG RINDU
Aku menjadi bimbang
dengan hari hari yang kulalui
seperti meyusul sebatang jalan sunyi
sehingga bunga bunga di pinggirnya
semakin terkulai
mendiamkan diri
terpaku terkedu
hanya kulihat sebutir embun
tersangkut di kelopaknya
longlai tidak bermaya
jerih tertunduk sedih
di kolam duka
tertahan tahan
tergenang payah
aku tidak berdaya lagi
melukiskan indah suasana
aku tidak dapat melihat
biru laut warna cinta ini
di dalam bancuhan merah
lembayung senja
rindu semakin tertumpah basah
bagaimanakah kau disana
menyulam kata
menjahit luka
pada daun daun
kekeringan
ada taring terbenam di tengkukku
ada kuku mencengkam kedua bahuku
selagi terdaya aku ingin terus meronta
mendekat padamu
meski pun apa terjadi
walau tutas menerpa
sakit segala
kekasih malamku
kecubung ungu
kerudung rindu
usah menyendiri
hanya mengundang
gundah gulana
memendam rahsia
semakin lama menjeruk rasa.
.
Wednesday, February 02, 2011
RASAKU SEKARANG
Tuesday, February 01, 2011
SALAM BUAT KEKASIH
Salam rindu dari kejauhan
selebat hujan
segelap sepekat malam
seindah mimpi mimpi
terangi aku
dengan cahaya
kerinduanmu
di langit tinggi.
selebat hujan
segelap sepekat malam
seindah mimpi mimpi
terangi aku
dengan cahaya
kerinduanmu
di langit tinggi.
Saturday, January 29, 2011
KEKASIHKU MERESAH HUJAN MALAM
Kekasih malamku
hanya tinggal rindu dan kedukaan
menghiasi sepinya perjalanan
hanya luka luka
pedih dan pilu
bila teringat padamu
hanya deraian hujan bercucuran
keras angin merembas kata
meresah di jendela
naskah naskah puisiku basah
kemana hilangnya indah
malam ini kemana bulan bersembunyi
bintang bintang menyendiri
hilang bersama kekasihku
membawa diri kemana haluan
malam dingin kian membeku
bersendiri tidak berteman
apakah telah tertutup
semua pintu pintu
kemaafan.
Thursday, January 27, 2011
SUNYI PUISI DINDA
Aduhai cinta kasih
teduh senja
berlabuh sedih
berdiri pohon pohon
memagari pantai dan lautan
mengapa
sunyi lagi hati ini
menanti bisik
desir bayu
tidak lagi menyapa
burung burung beterbangan
meninggalkan calar ranting
berbekas peristiwa dulu
aku di lupakan
akulah bintang bintang kesamaran
tenggelam timbul di balik awan
setiap waktu tertanya tanya
kemana pergi puisi cinta adinda
apakah tertinggal indah
di dalam duka
di bantal basah
bersama derai airmata
seandainya tersentuh luka
seandainya diri ini bersalah
maafkanlah segalanya.
Monday, January 24, 2011
DI MANA KEKASIH
Melihatnya
bukan dengan mata ini
mata lain
di mana mata hati
pejamkan mata ini
matikan diri
hanya Dia yang mengisi
rahsia di dalam rahsia
cahaya di dalam cahaya
yang menyatu
yang menghidupkan
dalam setiap hela nafas
yang menderu
bergetaran
mendengar
bukan dengan teliga ini
dengan rasa
berkejar rindu
di urat darah
bernyanyi
memuji
merayu
meminta
bersama Kekasih
kepada kekasih
bersatu dengan cinta
alam tanda ada
bersujud
melimpah
menitis yang terindah
dari segala indah.
bukan dengan mata ini
mata lain
di mana mata hati
pejamkan mata ini
matikan diri
hanya Dia yang mengisi
rahsia di dalam rahsia
cahaya di dalam cahaya
yang menyatu
yang menghidupkan
dalam setiap hela nafas
yang menderu
bergetaran
mendengar
bukan dengan teliga ini
dengan rasa
berkejar rindu
di urat darah
bernyanyi
memuji
merayu
meminta
bersama Kekasih
kepada kekasih
bersatu dengan cinta
alam tanda ada
bersujud
melimpah
menitis yang terindah
dari segala indah.
PERSOALAN CINTA
Sepasang cinta
berpegangan tangan
tampak begitu manja
melewati gerai gerai makan
taman taman
di mana lahir indah
dari kata kata
di sana terkumpulnya
kekasih kekasih
begitu ramai
bemesraan
tertanya tanya
ke langit
di sana juga ada kekasihnya
tumbuh dari pohon pohon
berbunga persoalan
dan menetas burung burung
kerinduan di sarang
terbang mencari jawapan
kembara kasih
tanda tanda
ke serata alam.
ALAM LUPA TIDAK BERNAMA
Memasuki alam lupa
sehingga kehadiranku
tidak disedari
namaku di lupakan
bagai ada tembuk di depanku
menutup wajah
tidak di kenali
tidak dihargai
terlindung
tidak kelihatan
tidak bernama
tidak mengapa
aku sedari itu
aku harap di sana
aku tidak dilupakan
kekasih terhadap cintanya
kerinduan pohon pohon
burung burung terbang
ikan ikan tertanya tanya
tercari cari
kerana kata kata
tidak lagi bermakna
kerana cinta ini
adalah cinta dari dalam
dari semua ikatan hubungan
hati ke hati
sejauh
sedalam mungkin
hingga saling mengenali
semakin rapat
semakin mendekat wajah
Kekasih
kepada kekasih terindah
aku tidak ingin lupa
namaku dari nama Dia.
TERKUNCI PAYAH
Payah
terlalu amat payah
sakit
terlalu amat sakit
menanti
di himpit sempit
terkunci segenap rongga
tertunduk tidak terkata
terikat di penjuru
tidak berdaya lagi
meronta
rendah
aku lagi merendah
ke bawah
terserah
terdampar
pada segala kemungkinan
bakal berlaku
terbiar hanyut
sungai pun terus mengalir
ke laut.
terlalu amat payah
sakit
terlalu amat sakit
menanti
di himpit sempit
terkunci segenap rongga
tertunduk tidak terkata
terikat di penjuru
tidak berdaya lagi
meronta
rendah
aku lagi merendah
ke bawah
terserah
terdampar
pada segala kemungkinan
bakal berlaku
terbiar hanyut
sungai pun terus mengalir
ke laut.
Sunday, January 23, 2011
BILA CINTA DATANG
Saturday, January 22, 2011
ANAK PEJUANG
Anakku
bangunlah
bukan kamu pengutip sampah
bukan kamu pengutip besi
bukan kamu penagih dadah
bukan kamu pelumba haram
Mat Rempit
sedarkah kamu apa terjadi
di luar sana
sedang kamu leka bernyanyi
janganlah kau ikut terhanyut
selagi nadi masih berdenyut
ada keris di bawah bantal
ada pedang di bawah tilam
asahlah matanya
biar betul betul tajam
Anakku
buka langkah
buka sejarah
ingat kembali silat yang dulu
tangkis musuh dari belakang
beramallah perteguhkan ilmu
kekuatan dalam mesti berguru
bersedia sentiasa di dalam diam
bagai api di dalam serkam
jangan lupa walau sedetik
ukwah Melayu jangan kau carik
gerak lalu mestilah cantik
Anakku
berhati hati setiap waktu
seteru mengintai segenap penjuru
jangan leka asyik bercinta
jangan tertarik pada yang mengoda
belum tahu isi hatinya
entahkan kaca mungkin permata
harga diri harus di jaga
kepada Allah kita berserah
kerana dia penentu segala
ingat selalu akan diriNya
ke jalan lurus lagi sempurna
jadilah kamu insan yang mulia.
bangunlah
bukan kamu pengutip sampah
bukan kamu pengutip besi
bukan kamu penagih dadah
bukan kamu pelumba haram
Mat Rempit
sedarkah kamu apa terjadi
di luar sana
sedang kamu leka bernyanyi
janganlah kau ikut terhanyut
selagi nadi masih berdenyut
ada keris di bawah bantal
ada pedang di bawah tilam
asahlah matanya
biar betul betul tajam
Anakku
buka langkah
buka sejarah
ingat kembali silat yang dulu
tangkis musuh dari belakang
beramallah perteguhkan ilmu
kekuatan dalam mesti berguru
bersedia sentiasa di dalam diam
bagai api di dalam serkam
jangan lupa walau sedetik
ukwah Melayu jangan kau carik
gerak lalu mestilah cantik
Anakku
berhati hati setiap waktu
seteru mengintai segenap penjuru
jangan leka asyik bercinta
jangan tertarik pada yang mengoda
belum tahu isi hatinya
entahkan kaca mungkin permata
harga diri harus di jaga
kepada Allah kita berserah
kerana dia penentu segala
ingat selalu akan diriNya
ke jalan lurus lagi sempurna
jadilah kamu insan yang mulia.
SEBUKIT BINTANG
Aku hanya ingin kau tahu
ketika langit gelap
dan awan putih kelabu
ketika pantai berkejaran ombak
dan batu batu tertegun
ketika pungguk memulakan ketukan
daun daun kelapa bertepukan
berlalu bayu menaburkan kata
bersama hujan malam
hanyalah kerana kesetiaanku
menunggu dalam sunyi
kerana akulah bulan yang diam
sepi meniti helaian hari
naskah naskah indah
berkali kali kubaca
masih kulukiskan
dan alam mewarnakan
indahnya percintaan
kukumpulkan kembali
seluruh kerinduan
sebukit bintang
dari daerah perkebunan.
ketika langit gelap
dan awan putih kelabu
ketika pantai berkejaran ombak
dan batu batu tertegun
ketika pungguk memulakan ketukan
daun daun kelapa bertepukan
berlalu bayu menaburkan kata
bersama hujan malam
hanyalah kerana kesetiaanku
menunggu dalam sunyi
kerana akulah bulan yang diam
sepi meniti helaian hari
naskah naskah indah
berkali kali kubaca
masih kulukiskan
dan alam mewarnakan
indahnya percintaan
kukumpulkan kembali
seluruh kerinduan
sebukit bintang
dari daerah perkebunan.
Monday, January 17, 2011
Sunday, January 16, 2011
ANTARA KERINGAT DAN TANGIS
Malam sudah jauh
hujan sudah berlalu
meninggalkan diam
basah alam hitam
mimpi mimpi indah
awal berbunga
kejengkelan
sebelum pagi tiba
tanpa warna
esuk bertanya bagaimana
usaha untuk tersenyum tumpul
tanpa tekanan emosi
meloloskan diri
dari celah himpitan
ceracak jeriji
tertimpa tersepit
antara bercucuran
keringat dan tangis
menyusul lorong lorong payah
tertunduk menyendiri
melihat hujung sepatu
berdebu
koyak mengelupas
dengan lapang dada
kesabaran di kota kaca
berlapis lapis
menebal
bertapis tapis
prajudis bertanya
terhempas berkecai
berderai di tangga
cuma kini aku semakin tua
semakin cepat juga lupa
seluruh kesakitan.
hujan sudah berlalu
meninggalkan diam
basah alam hitam
mimpi mimpi indah
awal berbunga
kejengkelan
sebelum pagi tiba
tanpa warna
esuk bertanya bagaimana
usaha untuk tersenyum tumpul
tanpa tekanan emosi
meloloskan diri
dari celah himpitan
ceracak jeriji
tertimpa tersepit
antara bercucuran
keringat dan tangis
menyusul lorong lorong payah
tertunduk menyendiri
melihat hujung sepatu
berdebu
koyak mengelupas
dengan lapang dada
kesabaran di kota kaca
berlapis lapis
menebal
bertapis tapis
prajudis bertanya
terhempas berkecai
berderai di tangga
cuma kini aku semakin tua
semakin cepat juga lupa
seluruh kesakitan.
Thursday, January 13, 2011
MENGHITUNG DETIK WAKTU
Hari ini
seorang anak sudah mula bersuara
sudah banyak aku menolong abah
sudah banyak abah
meminjam wang padaku
tapi jarang sekali
abah membayarnya
aku sudah mengumpul wang sendiri
untuk melancung keluar negeri
bersama ibu
tinggallah abah di rumah
berjagalah didalam gelap
tanpa api tanpa air
walau sudah dipotong
aku tidak dapat membantunya lagi
ambillah jam tangan ini
sebagai hadiah termahal dariku
tapi jangan pula meminta duit
hitunglah baik baik
detik waktu yang hilang
tunggu sehingga kami pulang
seorang ayah
tidak pernah mengeluh payah
inilah detik waktu yang tersisa
dan ia teringat semula
detik waktu itu
berlegar kesana kemari
meminta minta
mengharap belas simpati
demi anak tercinta
tidak peduli malu
walau di caci di hina
maruahnya bagai daun daun kering
yang bertebaran kekuningan
di padang padang
tanpa harga
Ah. lupa dia rupanya
pada pengemis tua ini
selepas keluar universiti
bercinta dengan suami orang
tiba tiba dia teringat sesuatu
ketika anak itu mahu di lahirkan
dia melihat bulan terang bercahaya
tidak henti henti mengaji
alangkah merdunya suara
betapa tingginya harapan.
seorang anak sudah mula bersuara
sudah banyak aku menolong abah
sudah banyak abah
meminjam wang padaku
tapi jarang sekali
abah membayarnya
aku sudah mengumpul wang sendiri
untuk melancung keluar negeri
bersama ibu
tinggallah abah di rumah
berjagalah didalam gelap
tanpa api tanpa air
walau sudah dipotong
aku tidak dapat membantunya lagi
ambillah jam tangan ini
sebagai hadiah termahal dariku
tapi jangan pula meminta duit
hitunglah baik baik
detik waktu yang hilang
tunggu sehingga kami pulang
seorang ayah
tidak pernah mengeluh payah
inilah detik waktu yang tersisa
dan ia teringat semula
detik waktu itu
berlegar kesana kemari
meminta minta
mengharap belas simpati
demi anak tercinta
tidak peduli malu
walau di caci di hina
maruahnya bagai daun daun kering
yang bertebaran kekuningan
di padang padang
tanpa harga
Ah. lupa dia rupanya
pada pengemis tua ini
selepas keluar universiti
bercinta dengan suami orang
tiba tiba dia teringat sesuatu
ketika anak itu mahu di lahirkan
dia melihat bulan terang bercahaya
tidak henti henti mengaji
alangkah merdunya suara
betapa tingginya harapan.
HATI SEORANG AYAH
Suatu hari
seorang anak menghampiri bapanya
Abah
Ini kunci keretaku yang baru
pandulah dengan cermat
kerana harganya sangat mahal
ia sebuah kereta mewah
bukan semua orang
dapat memilikinya
dalam hati bapanya terdetik rasa
kalaulah ada pilihan yang lain
tidak ingin kereta itu ia sentuh
takut nanti
tercalar kereta
tercalar pula hati anaknya
akalnya melayang jauh
sewaktu kecil dulu
puteri itu pernah ia usung
keliling kampung
dengan motosikal buruknya
melihat lombong dan tasik
betapa luas dan cantik
sebenarnya keindahan itu kini
tiada lagi
telah tertimbus semuanya.
seorang anak menghampiri bapanya
Abah
Ini kunci keretaku yang baru
pandulah dengan cermat
kerana harganya sangat mahal
ia sebuah kereta mewah
bukan semua orang
dapat memilikinya
dalam hati bapanya terdetik rasa
kalaulah ada pilihan yang lain
tidak ingin kereta itu ia sentuh
takut nanti
tercalar kereta
tercalar pula hati anaknya
akalnya melayang jauh
sewaktu kecil dulu
puteri itu pernah ia usung
keliling kampung
dengan motosikal buruknya
melihat lombong dan tasik
betapa luas dan cantik
sebenarnya keindahan itu kini
tiada lagi
telah tertimbus semuanya.
Tuesday, January 11, 2011
SUATU WAKTU UNTUK SESAAT
Petang teduh
ingatan melayang jauh
mencarimu gelisah
seperti hilangnya matahari senja
tengelam di perbukitan
melukiskan kembali kenangan
suatu waktu dulu
aku pernah kesana
menyusul sungai
menyongsang kelir angin lalu
membaca resah dalam airnya
berkocak tenang
tersembunyi rahsia
terpendam
namun terasa hampir aku padamu kasih
ketika aku membaca puisi puisi cintamu
mengalir aku dalam lembut sungai itu
walaupun mungkin menghanyutkan aku
semakin jauh
tapi aku percaya
suatu waktu
harapanku untuk sesaat
kita bertemu.
Gambar dalam bot menyusul sungai, rombongan dramatari Bharathayuda II dan drama Melati Sarawak ke RTM Sibu.
Monday, January 10, 2011
DI BAWAH TELUNJUK
Biarkan dia terlena di bangku
tiada siapa yang sudi
mengejutkannya
untuk bangun membilang duit
dan sebuah kehancuran
yang lebur di tangannya
biarlah dia hanyut
dalam mimpi mimpi indah
di cumbu bidadari
tersenyum sendiri
di penjara
aku pun tidak ingin kenal dia
biarkan rumput jadi lalang
di condong angin menari
biar patah telunjuknya
menuding salah sendiri.
tiada siapa yang sudi
mengejutkannya
untuk bangun membilang duit
dan sebuah kehancuran
yang lebur di tangannya
biarlah dia hanyut
dalam mimpi mimpi indah
di cumbu bidadari
tersenyum sendiri
di penjara
aku pun tidak ingin kenal dia
biarkan rumput jadi lalang
di condong angin menari
biar patah telunjuknya
menuding salah sendiri.
DI HIMPIT PAYAH
Malam ini ada bayang bayang
tumbang tenggelam di kolam
di langit bulan melengkung
bagai mata pisau yang tajam
mengintai kealpaan di jalan jalan
mahu memancung
berkali kali
ada manusia kejam
mengintai sengsara kami
yang tidur dalam kelaparan di kota
mewah lampu lampu tinggi
dalam tidur ini
hanya janji janji
sudah penat aku bersabar
bermimpi di bawah kekerdilan
hingga lelah menanti
mengutip syiling di tanah
penat mencaci caci mereka
tidak bertimbang rasa
tidak peduli
betapa sengsara ini
menghimpit rapat
tidak pernah sudah
tertumbuk lumat.
tumbang tenggelam di kolam
di langit bulan melengkung
bagai mata pisau yang tajam
mengintai kealpaan di jalan jalan
mahu memancung
berkali kali
ada manusia kejam
mengintai sengsara kami
yang tidur dalam kelaparan di kota
mewah lampu lampu tinggi
dalam tidur ini
hanya janji janji
sudah penat aku bersabar
bermimpi di bawah kekerdilan
hingga lelah menanti
mengutip syiling di tanah
penat mencaci caci mereka
tidak bertimbang rasa
tidak peduli
betapa sengsara ini
menghimpit rapat
tidak pernah sudah
tertumbuk lumat.
SAKIT KAMI
Kami hanya tertidur
dan bermimpi
merdu lagu tadi
mengisi lapar perut kami
kepayahan menggigit sakit
sekawan gagak
terbang dan menjerit.
dan bermimpi
merdu lagu tadi
mengisi lapar perut kami
kepayahan menggigit sakit
sekawan gagak
terbang dan menjerit.
Wednesday, January 05, 2011
AKULAH RAPUH RANTING ITU
Lihatlah pohon rundukku
hanya tinggal ranting ranting pilu
mereput kesedihan
daun daun setia
di sekelilingku beterbangan
hilanglah segala kenangan
wangi bunga bunga
bersama tunas manis dulu
aku hanya menunggu gugur rantingku
dipulas keras angin datang
runtuhku bersama hilang
seribu mimpi mimpi indah
taburan bintang bintang
di sini kekasih
harapanku patah
jatuhku kali ini
mencari ruang
apakah masih dihargai
untuk terus diulang kenang
daerah perkasihan kita
tenang bersemadi
bersama kembang
teratai mekar di kolam.
hanya tinggal ranting ranting pilu
mereput kesedihan
daun daun setia
di sekelilingku beterbangan
hilanglah segala kenangan
wangi bunga bunga
bersama tunas manis dulu
aku hanya menunggu gugur rantingku
dipulas keras angin datang
runtuhku bersama hilang
seribu mimpi mimpi indah
taburan bintang bintang
di sini kekasih
harapanku patah
jatuhku kali ini
mencari ruang
apakah masih dihargai
untuk terus diulang kenang
daerah perkasihan kita
tenang bersemadi
bersama kembang
teratai mekar di kolam.
MALAM SURAM
Ingin kugubah sebuah lagu
buat dirimu wahai kekasih
ingin kucoretkan wajahmu dalam lukisan
betapa indahnya rasa dan perasaan
hadirlah kekasih
bersama lebat hujan
berpaut di tali angin
sayap helang
pucuk ombak
langit kelam
ingin kusandarkan sepenuh harapan
pada mimpi mimpi pertemuan
huraikanlah wangi rambutmu
hadirlah dengan segala indah
datanglah bintangku
temankan lah suram kabus
calar bulan.
buat dirimu wahai kekasih
ingin kucoretkan wajahmu dalam lukisan
betapa indahnya rasa dan perasaan
hadirlah kekasih
bersama lebat hujan
berpaut di tali angin
sayap helang
pucuk ombak
langit kelam
ingin kusandarkan sepenuh harapan
pada mimpi mimpi pertemuan
huraikanlah wangi rambutmu
hadirlah dengan segala indah
datanglah bintangku
temankan lah suram kabus
calar bulan.
Tuesday, January 04, 2011
LAHIR DARI MIMPI
Jika telah menitis lagi cinta
susulilah teduh senja
lihatlah merah luka di sana
janganlah kau hiraukan
segala kesakitan
datang dan pergi
jika sunyi ini
kau masih tercari cari
titipkan lah sebuah puisi
tangis gerimis
di kedukaan hati
hanya hujan malam
yang selamanya semakin melebat
hanyut kenangan
kita hanya lahir dari mimpi
dengan jasad terbelenggu rindu
terpenjara di kegelapan diri.
susulilah teduh senja
lihatlah merah luka di sana
janganlah kau hiraukan
segala kesakitan
datang dan pergi
jika sunyi ini
kau masih tercari cari
titipkan lah sebuah puisi
tangis gerimis
di kedukaan hati
hanya hujan malam
yang selamanya semakin melebat
hanyut kenangan
kita hanya lahir dari mimpi
dengan jasad terbelenggu rindu
terpenjara di kegelapan diri.
Sunday, January 02, 2011
MIMPI DAN HARAPAN BERBUNGA API
Hadirlah kasih ke sini lagi
singgah di pengkalan
Pangkor Laut bertamu kami
ombak laut Pasir Bongok bernyanyi
menghibur tari
sekawan enggang
terbang menyusul pantai
puisi puisi berlagu
berdendang sayang
berbekas di hati
teritip berbunga
nelayan bertarung nyawa
menyelam rasa
mengusung bicara
puteri bayu
ke tengah samudra
bersama lelah
ikan ikan di jala
dari jeti tambatan hati
terpaut juga resah suasana
datang dan pergi cinta
malam di gegar percikan bunga api
sempena tahun baru berpesta
yang menjanjikan taman
segala indah mimpi mimpi
hasrat murni para karyawan
sepenuh harapan
semoga ilham menjadi kenyataan.
Karya : A. Ghafar Bahari ( Gopa ).
- Sempena Festival Puisi dan Lagu Rakyat Antarabangsa.
Puteri Bayu Beach Resort,
Pasir Bongak, Pulau Pangkor,
Perak.
1 Januari 2011.
Subscribe to:
Posts (Atom)