Thursday, March 31, 2011
Wednesday, March 30, 2011
HUTAN HIJAU RESAM
Ah derita yang mengepung ini
payahnya menolak pergi
segala kesakitan duri duri
dari belenggu harapan
hanya tinggal ranum
manis janji janji
kehidupan di dalam gelap
meraba raba wajah sendiri
hanya mengharap simpati
belas kasih Ilahi
terapung tenggelam
di hanyutkan waktu
bersama sisa serpihan
ke hutan hijau resam
bercakaran
sunyi ini terdiam aku
menahan sakit derita
pada sebuah kehancuran
hanya ingatan indah kenangan lalu
pengubat duka pedih pilu
kau tetap kekal di ingatan
walau jauh walau dekat
di sudut kecil hati terus bernyanyi
segala hasrat terpendam
daun daun pun gugur
kekuningan bertebaran
di resah merah
senja sunyi
masih terguris terluka lagi
inikah luka terpanjang
paling lama
paling dalam.
payahnya menolak pergi
segala kesakitan duri duri
dari belenggu harapan
hanya tinggal ranum
manis janji janji
kehidupan di dalam gelap
meraba raba wajah sendiri
hanya mengharap simpati
belas kasih Ilahi
terapung tenggelam
di hanyutkan waktu
bersama sisa serpihan
ke hutan hijau resam
bercakaran
sunyi ini terdiam aku
menahan sakit derita
pada sebuah kehancuran
hanya ingatan indah kenangan lalu
pengubat duka pedih pilu
kau tetap kekal di ingatan
walau jauh walau dekat
di sudut kecil hati terus bernyanyi
segala hasrat terpendam
daun daun pun gugur
kekuningan bertebaran
di resah merah
senja sunyi
masih terguris terluka lagi
inikah luka terpanjang
paling lama
paling dalam.
Tuesday, March 29, 2011
Tuesday, March 15, 2011
ANTARA BUBUR DAN PASIR
Apa yang cuba mereka padamkan
apa yang mereka jualkan
sejarah silam bahasa
wasilah pejuang bangsa
peradaban sastera seni dan budaya
keindahan karya
kemana condongnya peribadi
ahli fikir berwibawa
sehingga begitu payah sekali
batas batas perjuangan ini
meniti tangga
semakin terhimpit sempit
terpinggir
di kotak kotak kolonisma
apa yang cuba mereka angkat
nama dari bakul bakul sendiri
tembok tembok birokrasi
kehebatan intelektual globalisasi
mengaut kepentingan peribadi
apa yang mereka sembunyikan
nasi sudah menjadi bubur
siapa menuding siapa
lihatlah jari jarimu yang hitam
di manakah amanah bangsa
yang kau pegang
di mana lembut janji doa doa
pada Ilahi dulu
lihatlah hari ini
bubur hanya akan menjadi basi
lihatlah betapa derita
anak anak kami
memilih antara bubur dan pasir
yang pernah kau beri.
Karya: Gopa Bahari
Sempena Majlis Baca Yasin dan Baca Puisi
Selamatkan Dewan Bahasa dan Pustaka
Bucu Tok Perak
Dewan Bahasa dan Pustaka
Kuala Lumpur.
apa yang mereka jualkan
sejarah silam bahasa
wasilah pejuang bangsa
peradaban sastera seni dan budaya
keindahan karya
kemana condongnya peribadi
ahli fikir berwibawa
sehingga begitu payah sekali
batas batas perjuangan ini
meniti tangga
semakin terhimpit sempit
terpinggir
di kotak kotak kolonisma
apa yang cuba mereka angkat
nama dari bakul bakul sendiri
tembok tembok birokrasi
kehebatan intelektual globalisasi
mengaut kepentingan peribadi
apa yang mereka sembunyikan
nasi sudah menjadi bubur
siapa menuding siapa
lihatlah jari jarimu yang hitam
di manakah amanah bangsa
yang kau pegang
di mana lembut janji doa doa
pada Ilahi dulu
lihatlah hari ini
bubur hanya akan menjadi basi
lihatlah betapa derita
anak anak kami
memilih antara bubur dan pasir
yang pernah kau beri.
Karya: Gopa Bahari
Sempena Majlis Baca Yasin dan Baca Puisi
Selamatkan Dewan Bahasa dan Pustaka
Bucu Tok Perak
Dewan Bahasa dan Pustaka
Kuala Lumpur.
Monday, March 07, 2011
Friday, March 04, 2011
SINAR DI HAMPARAN
Cahaya matahari menyimbah
pada embun di dedaunan
bagai mutiara yang berkilauan
di dalam hidangan
di hamparan
bagai melimbah
butiran kata
puisi puisi syahdu
pada helaian kertas
mekar berbunga
aku melihat indahnya ciptaan
memberikan sepenuhnya sinar harapan
pada sekelian alam
pada semua kehidupan
yang pernah tenggelam
teraba raba mencari
di kegelapan malam tadi
ketika kabus menutup pandangan
kehilangan bintang bulan
di langit tinggi
tapi kita masih boleh terus bermimpi
kita masih boleh bertanya
belas kasih Ilahi.
pada embun di dedaunan
bagai mutiara yang berkilauan
di dalam hidangan
di hamparan
bagai melimbah
butiran kata
puisi puisi syahdu
pada helaian kertas
mekar berbunga
aku melihat indahnya ciptaan
memberikan sepenuhnya sinar harapan
pada sekelian alam
pada semua kehidupan
yang pernah tenggelam
teraba raba mencari
di kegelapan malam tadi
ketika kabus menutup pandangan
kehilangan bintang bulan
di langit tinggi
tapi kita masih boleh terus bermimpi
kita masih boleh bertanya
belas kasih Ilahi.
Subscribe to:
Posts (Atom)