Sunday, November 29, 2009

SECAWAN KOPI

Hanya bunga bunga kenangan
mengharum merah menyala di halaman
teratai berkembang unggu rindu
anak anak ikan mengintai resah di kali
embun pun gugur perlahan
dari hijau selepas basah
dihujani mimpi pelamin
pengantin yang dulunya
tersangat muda

dedaun kuning merah bertebaran
angin dingin memaut kencang menari
menjauh meninggalkan permaidani
petak petak kehidupan
harapan dari ranting terkulai
sendiri meratapi
mimpi indah petani
alangkah sukarnya bercerita
tentang pohon pohon
condong di tangga

jalan semakin jauh
semakin pilu sedih
siapa yang sudi mendengar
dari lubuk hatiku yang pedih
merintih mengalir lesu
raut wajah mu
selamanya dulu pernah dirindu
tertegun terkasima
menunggu aku menanti
perlahan menghirupnya
hitam pahit manis rasa
hilang dalam senyum terpaksa.

Sunday, November 08, 2009

DURI DURI

Tajamnya duri duri ini
tersengkang diantara bahuku
tersilang antara selangka dada
bisanya duri ini
meragut seluruh kesakitan
ke dalam kotak fikir
kalut meracau
beku buntu

bagaimana pun
dari dukacita burung- burung senja
aku merayu padamu
rindu jauh langit tinggi
sesekali akal hilang
aku pasti tunduk kembali
dalam hamparan sejuta wangi
rumputan

aduhai sakitnya...
terhoyong hayang
terasa perit tusukan ini
aku pasti akan tumbang pula
terlentang ke belakang.

Monday, November 02, 2009

TENTANG POHON DIRI

Akar itu niat serta akidah
batang pokok itu amalan juga ibadah
ranting itu dari cabang segala doa
daun itu doa terpilih terus kepada Nya
dari syafaat nabi atau para ulama
bunga itu tanda kasih tanda cinta
buah itu hasil dari segala usaha
tangkai itu usia hayat
condongnya ke arah kiblat

alam itu sebenarnya tanda ada
ada pencipta ada penjaga.

PANAH YANG TERPACAK DI DADA


Ketika asyik
mencari diri
antara tidur dan jaga
berkali kali
dipanahnya lagi
bagai kilat dari angkasa
menyambar bagai halilintar
berapi terpancar di dadaku
terbelah dua
menggelepar
tapi hilang rasa
hanya cahaya

Inikah urusan
tentang hati
perihal cinta
sehingga segalanya
begitu mudah terguris
pilu sayu menangis
usah menjauh
isi alam bergetaran merusuh
memanggil indah namamu
sehingga lidah kasih mula tersentuh
aku sebenarnya sudah berkali kali jatuh.